Penyuluhan Gema Cermat di Posyandu dusun Karangsari

Selasa 15 September 2019 Dalam kegiatan gemacermat di dusun karangsari masyarakat dikenalkan dengan istilah Dagusibu. Dagusibu merupakan akronim dari Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang. Yang pertama adalah Dapatkan, berarti dapatkan obat di tempat yang benar, agar terjamin manfaatnya, keamanannya dan kualitasnya. Tempat yang benar berarti legalitasnya ada, misalnya apotek, rumah sakit, toko obat berijin, apotek klinik, dan sebagainya.

Kedua, Gunakan artinya gunakanlah obat sesuai dengan indikasinya (diagnosa penyakit), sesuai dosisnya, sesuai aturan pakainya, dan sesuai cara pemberiannya. 

Ketiga, Simpan, yaitu simpan obat sesuai yang tertulis di kemasan, kecuali bila harus disimpan secara khusus. Umumnya obat disimpan di tempat yang sejuk (15-25° C), tidak terkena sinar matahari langsung, tidak di tempat yang lembab, dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. Fungsi hal di atas, jelas agar obat tidak mudah rusak, karena obat umumnya ada yang teroksidasi oleh sinar matahari, dan dapat mengakibatkan obat berkurang stabilitasnya sehingga jadi lengket-lengket dan rusak. Kelembaban juga akan membuat obat terurai. Anak-anak harus dijauhkan dari obat, agar tidak sembarangan memasukkannya ke mulut/dibuat mainan. Bila ada kotak obat, masukkan obat dalam kotak/lemari tersebut. 

Keempat adalah Buang. Membuang obat juga harus dengan prosedur yang benar. Obat yang sudah rusak atau kadaluwarsa harus segera di buang, sehingga tidak dapat lagi digunakan. Pembuangan obat bebas (logo bulatan hijau), obat bebas terbatas (logo bulatan biru), dan obat keras (logo huruf K dengan bulatan merah) dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat. Agar tidak disalahgunakan oleh pihak lain, obat sebaiknya dibuang dengan cara tertentu sehingga benar-benar tidak berbentuk lagi. Prinsip pertama dalam membuang obat adalah gunakan masker dan sarung tangan, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti menghirup bau menyengat obat yang sudah kadaluwarsa. Prinsip kedua yaitu semua bentuk sediaan harus hancur terlebih dahulu sebelum dibuang.

Ketbiasaan masyarakat ketika sakit ringan sering kali langsung membeli obat di Apotek untuk mengobati gejala sakit atau penyakit , hal ini disebut swamedikasi  atau perilaku untuk mengatasi sakit ringan sebelum mencari pertolongan ke petugas atau fasilitas kesehatan.  Namun bukan berarti asal mengobati, justru kita harus mencari informasi obat yang sesuai.

Swamedikasi boleh dilakukan untuk kondisi penyakit yang ringan, umum dan tidak akut. kita harus dibekali lima komponen informasi yang yang diperlukan untuk swamedikasi yaitu kita harus memperkaya pengetahuan tentang 5 O : kandungan aktif obat (isinya apa?), indikasi (untuk mengobati apa?), dosage (seberapa banyak? seberapa sering?), effek samping, dan kontra indikasi (siapa/ kondisi apa yang tidak boleh minum obat itu?). informasi minimal ini biasanya sudah tercantum di kemasan obat dan kita bisa mendapatkan penjelasan lebih banyak dari apoteker di Apotek.

Jenis obat yang bisa digunakan untuk swamedikasi adalah Obat Tanpa resep dokter antara lain obat bebas tak terbatas ( tanda lingkaran hitam, dasar hijau), obat bebas terbatas (tanda lingkaran hitam, dasar biru), Suplemen makanan dan obat Herbal (jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka)

Obat untuk swamedikasi harulah aman tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun. kontraindikasi adalah siapa/kondisi apa tidak boleh minum obat tersebut, obat yang dipilih haruslah aman dan tidak memperparah penyakit, penggunaannya obat sederhana, tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan,  dan obat yang diperlukan untuk penyakit ringan yang sering terjadi di Indonesia, Contoh penyakit yang bisa dilakukan Swamedikasi Diare, Demam, Konstipasi/sembelit, penyakit kulit ringan seperti Kadas/kurap, Panu dan lain-lain 
ketika swamedikasi  Masyarakat harus memperkaya pengetahuan tentang informasi obat dan batasan swamedikasi “hanya untuk pengobatan jangka pendek maksimal 3 hari, bila sakit berlanjut segera priksa ke dokter” .
 (rikha)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hipertensi

EDUKASI GEMA CERMAT (GERAKAN MASYARAKAT CERDAS MENGGUNAKAN OBAT) PADA KEGIATAN PELANTIKAN SAKA BAKTI HUSADA KWARTIR CABANG DEPOK

Gemacermat di malang rejo, tingkatkan pengetahuan masyarakat tentang obat