EDUKASI GEMA CERMAT (GERAKAN MASYARAKAT CERDAS MENGGUNAKAN OBAT) PADA KEGIATAN PELANTIKAN SAKA BAKTI HUSADA KWARTIR CABANG DEPOK

Saka Bakti Husada (SBH) merupakan satu dari saka lainya yang ada di Gerakan Pramuka Indonesia. Saka Bakti Husada adalah wadah pengembangan pengetahuan, pembinaan keterampilan, penambahan pengalaman dan pemberian kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.

Saka Bakti Husada bertujuan untuk mewujudkan kader pembangunan di bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerakan Pramuka dan masyarakat di lingkunganya.

Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktik berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.

Satuan Karya Pramuka (Saka) ini diperuntukkan bagi para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega atau para pemuda usia antara 16-25 tahun dengan syarat khusus. Setiap Satuan Karya memiliki beberapa krida, yang masing-masing mengkhususkan pada subbidang ilmu tertentu. Setiap Krida memiliki Syarat Kecakapan Khusus untuk memperoleh Tanda Kecakapan Khusus Kelompok Kesatuan Karyaan yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu di Saka tersebut. Krida-krida dalam Saka Bakti Husada, antara lain  Krida Bina Lingkungan Sehat, Krida Bina Keluarga Sehat, Krida Penanggulangan Penyakit, Krida Bina Gizi,  Krida Bina Obat, Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Krida Bina Obat terdiri dari materi tentang Pemahaman Obat, Taman Obat Keluarga, Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Zat Adiktif, Bahan Berbahaya bagi Kesehatan, serta Pembinaan Kosmetik. Pada materi tentang pemahaman obat menggunakan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) dengan program Gemacermat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat). Gemacermat merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dapat digunakan dalam mengedukasi masyarakat untuk memilih dan menggunakanobat yang benar pada swamedikasi. Melalui metode ini diharapkan masyarakat lebih aktif dalam mencari informasi mengenai obat yang digunakan oleh keluarga.
Informasi tersebut dapat berguna antara lain agar dapat menggunakan dan mengelol obat di rumahtangga secara benar. Selain itu diharapkan agar tujuan self-medication dapat tercapai secara optimal. Sumber informasi produk tersebut dapat dicantumkan pada  kemasan maupun package insert/brosur meliputi komposisi, indikasi, dosis, aturan pakai, dan efek samping.
 Kegiatan CBIA dilaksanakan pada hari Minggu, 1 september 2019 pada pukul 08.00-11.30 WIB yang merupakan bagian dari serangkaian kegiatan pelantikan Saka Bakti Husada (SBH) di Bumi Perkemahan Babarsari Catur tunggal Depok Sleman. kegiatan ini diikuti oleh 49 orang angota SBH perwakilan SMA/SMK dari berbagai sekolah di kecamatan Depok.
Ada 4 orang AOC yang memfasilitasi kegiatan ini:
1. Herfin Setyowati, S. Farm, Apt ( Apoteker Puskesmas Depok 3)
2. Rikha Rahmawati, S. Farm, Apt (Apoteker Puskesmas Ngemplak 2)
3. Indah Rahmawati S. Farm, Apt (puskesmas Pakem)
4.  Nur Ika Pratiwi, S Farm, Apt ( Apoteker Puskesmas )
Pemaparam materi telah dilakukan sebelumnya pada tanggal 31 Juli  oleh Apoteker Puskesmas Depok 1, adapun materi yang diberikan tentang pengenalan obat, logo obat, 5 O dan dagusibu
Pada kegiatan CBIA tanggal 1 Sepember dibuat 6 pos sesuai jumlah krida. Pada pos 1 digunakan untuk krida bina obat, ada 2 meja. Meja obat modern dan meja obat tradisional tiap meja diampu oleh 2 AOC.
Pada meja obat obat tradisional diletakan berbagai rimpang, daun, batang tumbuhan berkhasiat obat. Tugas tiap anggota kelompok SBH adalah berdiskusi  mengidentifikasi nama bagian tumbuhan tersebut, menjelaskan khasiat dan cara pengolahanya. Apoteker AOC di pos tersebut menjelaskan dan memberikan informasi tambahan.
Pada meja obat modern di letakan leaflet, lembar balik edukasi dan beberapa item obat bebas dan bebas terbatas.  Apoteker AOC menjelaskan secara singkat dan menggali pemahaman anggota SBH tentang materi yang diberikan sebelumnya pada yang diberikan pada tanggal 1 Juli pengenalan obat, logo obat, 5 O dan dagusibu. Setelah itu peserta SBH membaca dan mencermati informasi pada kemasan obat.
Apoteker AOC meminta anggota SBH menjelaskan 5 O sesuai pada kemasan, 5 O meliputi:

1. Obat ini apa nama dan kandungannya?
2. Obat ini apa khasiat/indikasinya?
3. Obat ini berapa dosisnya?
4. Obat ini bagaimana cara menggunakannya?
5. Obat ini apa efek sampingnya?
Selanjutnya dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab kelompok. Kegiatan diakhiri dengan doa bersama.

(rikha)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hipertensi

Gemacermat di malang rejo, tingkatkan pengetahuan masyarakat tentang obat