Mengenal Obat dengan Pendekatan 5 O

24/05/2019 Pada umumnya ketika kita sakit yang dilakukan adalah priksa ke dokter, membawa  resep resep yang ditulis dokter ke bagian farmasi/Apotek dan mendapatkan obat atau adapula dari kita yang mencoba melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi) langsung membeli obat di toko obat atau Apotek, tentu saja swamedikasi ini ada batasanya yang harus kita ketahui.

Saat menyerahkan obat, petugas farmasi akan menjelaskan informasi tentang obat yang akan kita gunakan. Namun, kadang kala kita kurang memperhatikan apa yang dijelaskan petugas farmasi atau bahkan lupa. sampai rumah, "pasrah " dengan keterbatasan informasi ,  yang penting diminum. Padahal informasi ini sangat penting. tanpa informasi yang cukup, kita bisa saja salah menggunakan obat sehingga efek terapi tidak maksimal atau bahkan muncul efek yang tidak diinginkan.  Atau  akibat keterbatasan informasi ini, memungkinkan kita salah menyimpan obat. padahal penyimpanan yang tidak tepat bisa membuat obat rusak dan obat bisa berkurang khasiatnya. maka kita sebaiknya harus mengenali obat sebelum digunakan dengan cara bertanya dan membaca informasi.

Tanyalah Lima O” merupakan 5 (lima) pertanyaan minimal yang harus terjawab sebelum seseorang mengonsumsi obat merujuk pada kata “obat”, yaitu:
1.    Obat ini apa nama dan kandungannya?
Kita sebaiknya mengetahui dan mengenali jenis obat apa yang akan dikonsumsi. Diharapkan kita dapat memahami obat tersebut termasuk obat generik atau bukan, termasuk golongan obat keras atau obat bebas, dan apa kandungan obat tersebut. Jika obat menggunakan nama dagang, diharapkan kita memahami bahwa beberapa nama dagang yang berbeda dapat memiliki kandungan yang sama. Sehingga dapat memahami bahwa khasiat obat ditentukan oleh zat berkhasiat yang dikandungnya, bukan oleh merek dagangnya. 
2.    Obat ini apa khasiat/indikasinya?
Tujuan suatu pengobatan dengan menggunakan obat tertentu dapat tercapai jika obat diberikan sesuai indikasi (rasional). Kita  diharapkan dapat memahami indikasi atau khasiat dari obat yang dikonsumsi.
3.    Obat ini berapa dosisnya?
Efek yang dihasilkan oleh suatu obat di dalam tubuh, juga tergantung pada dosis yang digunakan. Obat yang diberikan dengan dosis berlebih dapat melampaui ambang batas keamanan, sedangkan dosis kurang dapat menyebabkan efek terapi tidak tercapai. Masyarakat agar mengonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan.
4.    Obat ini bagaimana cara menggunakannya?
Ada berbagai bentuk sediaan obat yang digunakan sesuai tujuannya. Masing-masing bentuk sediaan diproduksi menggunakan bahan tambahan tertentu yang memudahkan obat yang dikandung untuk diserap oleh tubuh. Obat dalam digunakan melalui mulut (oral), hendaknya tidak digunakan melalui bagian lain misalnya pada kulit. Sebaliknya, obat luar yang digunakan tidak melalui mulut, harus digunakan sesuai cara penggunaannya. Misalnya obat suppositoria digunakan melalui anus, tidak boleh ditelan. 
Obat juga hendaknya digunakan pada durasi waktu yang sama dalam satu hari. Misalnya obat harus digunakan 3 kali sehari, seharusnya digunakan setiap 8 jam (24 jam dibagi 3). Hal ini untuk memastikan obat tersedia dalam darah dengan kadar yang merata dalam satu hari. Dengan demikian efek pengobatan diharapkan dapat tercapai sesuai tujuan.
5.    Obat ini apa efek sampingnya?
Efek samping adalah efek yang muncul diluar khasiat/indikasi obat, biasanya efek samping ini tidak dikehendaki sehingga kita perlu tahu dan berhati-hati. 
Ada efek samping yang dapat ditolerir, seperti mengantuk, sehingga harus menghindari berkendara jika sedang mengonsumsi obat tersebut, atau mengiritasi lambung, sehingga harus digunakan setelah makan saat lambung berisi makanan. Namun ada juga efek samping yang lebih mengganggu bahkan berbahaya, misalnya alergi dan gangguan fungsi hati atau ginjal. Kita hendaknya waspada terhadap efek samping obat, jika dirasakan ada efek samping, penggunaan obat dihentikan dan segera konsultasi dan melapor pada fasilitas kesehatan terdekat.
Selain lima pertanyaan pada Tanya Lima O ini, kita sebagai masyarakat diharapkan dapat bertanya hal lain yang diperlukan terkait dengan obat yang akan dan sedang dikonsumsi. Pada obat bebas yang dapat diperoleh tanpa resep dokter, semua informasi tersebut tercantum dengan jelas pada kemasan obat. Sedangkan pada obat keras yang diperoleh dengan resep dokter, kita dapat bertanya pada dokter yang meresepkan atau pada apoteker pada saat menebus resep. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hipertensi

EDUKASI GEMA CERMAT (GERAKAN MASYARAKAT CERDAS MENGGUNAKAN OBAT) PADA KEGIATAN PELANTIKAN SAKA BAKTI HUSADA KWARTIR CABANG DEPOK

Gemacermat di malang rejo, tingkatkan pengetahuan masyarakat tentang obat